Senin, 09 Juni 2014

Tes individual


TES INDIVIDUAL

Tes adalah pengukuran perangkat/teknik yang digunakan untuk mengukur perilaku, membantu dalam memahami dan memprediksi perilaku (dalam buku psychological testing).
Psikotest adalah seperangkat item yang dirancang untuk mengukur karakteristik manusia yang berhubungan dengan perilaku (dalam buku psychological testing).
Untuk menilai seseorang atau sekelompok orang, cara-cara yang dilakukan adalah melalui observasi, wawancara dan data tingkah laku subyek; tiga hal ini oleh Levy telah dirangkum dengan istilah  psychodiagnostic matrix.
  • Tes merupakan salah satu cara untuk sampai pada penelitian terhadap seseorang; bukan satu-satunya cara, dan bukan pula hanya sebagai alat bantu. Kita harus mengetahui apa yang kita lihat, bagaimana melihat hal ini, dan baru menentukan apakah tes perlu atau tidak, dan kalau perlu test apa yang terbaik.
  • Interview  sebagai alat untuk memperoleh informasi dapat dilakukan dalam berbagai setting untuk keperluan yang umum maupun khusus. Pembagian jenis interview dapat didasarkan atas bagaimana cara pelaksanaannya: direktif/semi direktif, atau non direktif. Dapat juga atas isi pembicaraannya: data tentang hal yang objektif, data tentang pekerjaa, keluhan fisik, masa lalu dan sebagainya.
  • Observasi  adalah cara lain untuk assessment (kegiatan mengenali dan memahami orang lain dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk digunakan dalam keperluan-keperluan seleksi, konseling, bimbingan dan penelitian, Vernon (1971)).
            Dengan ketiga cara-cara tersebut, dapat mengukur perilaku manusia yang covert maupun yang overt.  Misalnya: inteligensi dapat diukur melalui tes sedangkan sifat dan bakat yang tidak dapat ukur melalui tes namun dengan melakukan observasi dan interview dengan tujuan menggali kekhususan seseorang.

TES INDIVIDU:
Tes individu adalah pada dasarnya memiliki beberapa jenis-jenis tes yang mencakup pada individual, dianatara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes kemampuan, dll. Semua tes ini menggambarkan karakteristik seseorang dalam berbagai aspek yang diukur melalui tes yang dinginkan dari salah satu jenis tes individual ini.
1.      Tes kemampuan : Mengukur kemampuan dalam hal kecepatan, keakuratan ataupun keduanya
a.      Prestasi: langkah-langkah pembelajaran sebelumnya
b.      Bakat: langkah-langkah yang potensial untuk memperoleh keterampilan tertentu dalam seseorang
c.      Inteligensi: langkah-langkah potensial untuk memecahkan masalah, beradaptasi dengan keadaan yang berubah dan mengambil keuntungan (pembelajaran) dari pengalaman yang sudah ada
2.      Tes kepribadian: Mengukur perilaku khas/sifat, temperamen dan disposisi
a.    Terstruktur (obyektif): menyediakan pernyataan self report” dengan merespon  ya atau tidak , benar atau salah
b.     Proyektif : memberikan tes dengan stimulus yang ambigu, persyaratan yang tidak jelas

Tes Bakat
Definisi Bakat

Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa kata bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu. 

Dimensi-dimensi Bakat 

Dimensi-dimensi bakat (Guilford), yaitu:
  • Dimensi Perseptual: kemampuan dalam melakukan persepsi/ kepekaan panca indera yang berhubungan dengan kepekaan penglihatan, pendengaran, kinestesi.  
  • Dimensi Psikomotor, meliputi 6 faktor: kekuatan, impuls, kecepatan gerak/ ketepatan, ketelitian (dinamis maupun statis), koordinasi dan keluwesan/ fleksibilitas. 
  • Dimensi Intelektual, meliputi faktor ingatan & faktor berpikir {kognisi, produksi (divergen & kovergen), & evaluasi}.
Dimensi-dimensi Bakat (Thurstone), yaitu:
  • Verbal (V): pemahaman akan hubungan kata, kosa kata, & penguasaan komunikasi lisan. 
  • Number (N): kecermatan & keceptan dalam penggunaa fungsi-fungsi hitung dasar. 
  • Spatial (S): kemampuan mengenali berbagai hubungan dalam bentuk visual. 
  • Word Fluency (W): kemampuan mencermati dengan cepat kata-kata tertentu. 
  • Memory (M): kemampuan mengingat gambar, pesan, angka, kata-kata, & bentuk pola-pola. 
  • Reasoning (R): kemampuan mengambil kesimpulan.

Tujuan Mengetahui Bakat

  • Diagnosis --> dengan mengetahui bakat yang dimiliki seseorang maka akan dipahami potensi yang ada pada seseorang. 
  • Prediksi --> untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa yang akan datang.

Keterbatasan Tes Bakat

Adapun keterbatasan dari tes bakat diantaranya adalah:
  • Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yg ditunjukkan oleh sampel butir tes. 
  • Standarisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dengan demikian perkembangan budaya & kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes. 
  • Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu, berarti testing lebih dari satu kali pada satu individu yang sama tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis. 
  • Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologis seseorang secara komprehensif.

Macam-macam Tes Bakat

(1) Kelompok Baterai Tes.
  • Tes DAT. 
  • Tes FACT. 
  • Tes GATB.
(2) Kelompok Single Tes.
  • Tes Sensory. 
  • Tes Artistik. 
  • Tes Clerical. 
  • Tes Kreativitas. 
  • Tes Kraeplin/ Pauli.

2. Tes Inteligensi

Macam-macam Tes Inteligensi

Berikut ini adalah macam-macam tes inteligensi:
  • Tes inteligensi untuk anak-anak --> Tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 & 2, dan TIKI Dasar. 
  • Tes inteligensi untuk remaja-dewasa --> WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3, TIKI Menengah, TIKI Tinggi, dan IST. 
  • Tes inteligensi untuk tuna rungu --> SON (Snijders Oomen Non Verbal Scale). 
  • Tes inteligensi untuk tuna netra.

(1) Tes Binet 
  • Tes Binet dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris, Perancis oleh Binet – Simon. 
  • Pertama menggunakan 30 soal yang disajikan secara urut. 
  • Revisi 1 (1916) di Stanford University Amerika Serikat oleh Terman (revisi yang paling terkenal). 
  • Revisi 2 (1937), bersama Merril, tes direvisi menjadi 2 bentuk, yaitu L & M. 
  • Revisi 3 (1960), menggabungkan bentuk L & M menjd L-M. 
  • Pada tahun 1972 restandardisasi tabel IQ. 
  • Revisi 4 (1986) oleh Thorndike dkk. 
  • Tes Binet yang digunakan di Indonesia: revisi ke 3 dari Terman & merril pada tahun 1960, yaitu Stanford Binet Intellegence Scale Form L-M. 
  • Hasil tes berupa IQ yang dapat dilihat pd tabel IQ atau dengan melihat perbandingan antara MA & CA.

(2) Tes Wechsler

Inteligensi: kumpulan/ keseluruhan kapasitas seseorang yang bertindak untuk tujuan tertentu, berpikir secara rasional, menghadapai lingkungan dengan efektif (David Wechsler).

Pertama kali menyusun tes inteligensi “Wechsler Bellevue Intelligence Scale Test” (W-B) dalam bentuk paralel I & II dipublikasikan tahun 1939. W-B I direvisi menjadi Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) tahun 1955. Pada tahun 1981, direvisi lagi menjadi WAIS-R. Setelah itu, pada tahun 1949 karena kebutuhan akan tes Inteligensi unt anak2, maka disusun tes untuk anak umur 8-15 tahun (Wechsler Intelligence Scale For Children/ WISC) yang merupakan revisi W-B II. Akhirnya diterbitkan revisinya yaitu WISC-R pada tahun 1974. 1963, dipublikasikan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) untk anak usia 4 – 6 ½ tahun .

(3) Tes Raven (Raven Progessive Matrices)

Tes Raven pertama kali diciptakan oleh J.C Raven tahun 1938, dan pertamakali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang D unia II. Tes ini merupakan tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian & melihat hubungan bagian-bagian gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yg sistematis. Tes Raven ini mengukur general factor dari Spearman, sedangkan sebagian kecil mengukur spatial apptitude, inductive reasoning & perceptual accuracy.

(4) Coloured Progressive Matrices (CPM)

Tes ini diciptakan karena kebutuhan tes untuk anak-anak, maka disusunlah tes CPM, untuk anak usia 5-11 tahun. Tes CPM ini juga digunakan unt orang tua atau lanjut usia diatas 60 th dg pendidikan rendah/ menengah yang terdiri dari 36 item yg dikelompokkan dlm 3 seri yaitu A, Ab, B (setiap seri 12 item). Penyajian tidak ada batasan waktu dan aspek yang diukur meliputi berpikir logis, kecakapan pengamatan ruang, kemampuan untuk mencari & mengerti hubungan antara keseluruhan & bagian-bagian termasuk kemampuan analisa & integrasi. 

(5) Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test)

Tes ini disusun berdasarkan asumsi bahwa selama ini tes inteligensi yang ada dalam penyelesaiannya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan & budaya. Tes ini disusun oleh R.B Cattel dan A.K.S Cattel dari Institute for Personality and Ability Testing. Total waktu yg dibutuhkan kurang lebih 12, 5 menit dan aspek yg diukur yaitu kemampuan mental umum/ kecerdasan (faktor G).
Tes ini terdiri dari 3 skala:
  • Skala 1: untuk anak usia 4-8 tahun & dewasa yang terbelakang/ gangguan (retardasi). 
  • Skala 2: untuk anak-anak usia 8-14 tahun & dewasa rata-rata.
  • Skala 3: untuk orang dewasa (eksekutif & individu yang memiliki inteligensi diatas rata-rata).
 
(6) Intelligenz Structure Test (IST)

Intelligenz Structure Test (IST) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt/ Jerman pada tahun 1953. Tes ini dipandang sebagai suatu gestalt, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna (struktur). Dimana struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk tuntutan profesi/ pekerjaan tertentu. Tes ini dikonstruksikan untuk subjek usia 14 – 60 tahun, setelah melalui uji coba kurang lebih 4000 orang. Tes ini di Indonesia pertamakali digunakan oleh Psi AD Bandung.

Kepribadian adalah prganisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem  psikosofis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungan. Menurut, Allport(1937)
Personality refers to those, characteristic of the pearson that account for consistent pattern of feeling, thinking, and behaving. Menurut, Pervin, carvon and john (2005)
Didalam personality terdapat  beberapa jenis alat tes yaitu inventory, grafis dan proyektif, yang masing –masingnya terdapat beberapat alat tes dari keduanya, sbb:

Inventory Kepribadian:
1.  MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventories)
MMPI  telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda, MMPI-2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, dan Kaemmer, 1989) dan MMPI-Adolescent (MMPI-A – Buchler et al., 1992). Pada tahun  1960-an, MMPI dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih, pada subjek-subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis, militer, dan forensik seperti pasien psikiatris.
Instrumen yang sudah tidak tepat lagi karena norma-norma yang berdasar sempit dan kadaluwarsa dari tes perlu diperbaharui dan direstandardisasi demi kesinambungan MMPI.
Minnesota Multiphasis Personality Inventory-2. Butir-butir soal MMPI-2 terdiri dari 567 pernyataan afirmatif yang ditanggapi peserta tes “Benar” atau “Salah”, 370 butir soal pertama, pada dasarnya sama dengan butir-butir soal pada MMPI kecuali dalam hal perubahan editorial dan pengaturan kembali, menyediakan semua respons yang dibutuhkan untuk memberi skor 10 skala “klinis” yang asli dan tiga skala “validitas”, 197  butir soal tersisa (107 di antaranya baru) diperlukan untuk menskor seluruh komplemen yang terdiri dari 104 validitas baru, yang direvisi dan dipertahankan , serta skala dan sub skala suplementer yang membangun inventori secara lengkap. Dahsltrom (1993a) telah mempersiapkan suplemen manual yang menyediakan semua informasi yang perlu untuk membandingkan butir-butir soal MMPI-2 dengan butir-butir soal asli.
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent (MMPI-A) adalah bentuk baru yang dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja.  MMPI-A memuat hampir semua segi MMPI dan MMPI-2, mencakup 13 skala dasar namun dilakukan pengurangan panjang keseluruhan inventori menjadi hanya 478 butir soal, dimasukkan butir-butir soal yang relevan dengan remaja, seperti masalah sekolah dan keluarga, dan di atas segala-galanya persyaratan norma kecocokan usia.
Dalam perkembangannya maju sejalan dengan MMPI-2 dan MMPI-A,  sebagaimana dengan kebanyakan rangkaian tes lainnya, komputerisasi prosedur untuk administrasi, penentuan skor dan interpretasi inventori serta pengembangan penerjemahan instrumen ke dalam berbagai bahasa. (Roper, Ben-Porath dan Butcher, 1991, 1995).

2. CPI (California Psychological Inventory)
CPI dikembangkan secara khusus pada populasi orang dewasa. Dalam revisi terakhir CPI terdiri dari 434 butir soal yang harus dijawab “Benar” atau “Salah” dan menghasilkan skor pada 20 skala (Gough dan Bradly, 1996). CPI pada awal diterbitkan tahun 1956. Pada awalnya terdiri dari 480 butir soal, diturunkan menjadi 462 butir soal dan terakhir 434 butir soal

3. PIC (Personality Inventory for Children)
Dikembangkan melalui 20 tahun riset oleh sekelompok peneliti di Universitas Minnesota yang secara mendalam terpengaruh oleh dasar pemikiran dan penggunaan klinis MMPI. PIC dirancang untuk anak dan remaja usia 3 sampai 16 tahun. PIC awalnya terdiri dari 600 butir soal, yang dikelompokkan ke dalam tiga skala validitas (skala kebohongan, skala frekuensi dan skala sikap defensif), sebuah skala penyaringan umum dan 12 skala klinis. PIC direvisi menjadi PIC-R dan jumlah butir soalnya dikurangi dari 600 butir soal menjadi 420. PIC-R bukanlah laporan inventori diri melainkan inventori perilaku teramati. (hasil pelaporan orang tua).  Personality Inventory for Youth (PIY) (Lachar dan Gruber, 1993), terdiri atas 280 butir soal yang direvisi menjadi 270 butir soal, dikembangkan sebagai ukuran laporan diri yang sejajar dengan PIC-R.
Kedua alat ini menyediakan seperangkat alat multidimensi terpadu yang secara khusus dirancang untuk digunakan pada anak-anak dan remaja.

4. 16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire)
Disusun oleh : Cattell dan rekan-rekan kerjanya yang sekarang sudah memasuki edisi kelima (1993). Pertama kali diterbitkan tahun 1949. 16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire)
16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam ciri-ciri, seperti : keberanian sosial, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan.

5. MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)
Mengikuti tradisi MMPI dan dirancang untuk maksud yang sama. MCMI-III-Million, Million and Davis, 1994) Diterbitkan pertama kali tahun 1977. Belakangan dikembangkan menjadi 2 . Salah satunya adalah Million Adolescent Clinical Inventory (MACI-Million, Million dan Davis, 1993) digunakan untuk anak usia 13 dan 19 tahun dalam lingkup klinis. Sedangkan Million Indenx of Personality Styles (MIPS-Million, 1994) untuk orang dewasa.

6. EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
Dirancangkan untuk menaksir sistem kebutuhan nyata dikemukakan oleh Murray dan rekan-rekannya di Harvard Psychological Clinic (Murray, et.al., 1938) Yang akhirnya dibuatlah Edward Personal Preference Schedule (EPPS-Edward, 1959). Dimulai dari 15 kebutuhan yang berasal dari daftar Murray. Inventori ini terdiri atas 210 pasang pernyataan dimana butir soal dari 12 skala lainnya.
EPPS perlu direvisi untuk menghapus kelemahan teknis terkait butir soal dan interpretasi skornya. Aspek need yang diungkap, diantaranya;
Ø  Kemampuan untuk berprestasi
Ø  Kemampuan menyesuaikan diri
Ø  Kemampuan menunaikan tugas
Ø  Kebutuhan untuk menunjukan diri
Ø  Kebutuhan untuk mandiri
Ø  Kebutuhan untuk berempati
Ø  Kebutuhan perhatian terhadap sesame
Ø  Kebutuhan akan hubungan sosial
Ø  Keinginan untuk memimpin
Ø  Keinginan untuk kompromi
Ø  Kebutuhan memberikan perhatian
Ø  Kebutuhan akan stimulasi dari luar
Ø  Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan
Ø  Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan jenis
Ø  Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain
Cukup banyak sekali aspek yang diungkap EPPS, namun pada dasarnya tes ini akan dikelompokan menjadi tiga aspek, yaitu sikap kerja, aspek sosial, dan aspek emosi.

7. PRF (Personality Research Form) (Costa dan McCrae, 1988)
PRF mencontoh pendekatan Douglas N Jackson terhadap pengembangan tes kepribadian. Tersedia dalam lima pilihan berbeda, termasuk dua rangkaian form paralel (A,B dan AA, BB) dari 300 dan 400 butir soal. Teknik analisis lebih canggih menggunakan komputer terdiri dari 352 butir soal dari butir-butir soal terbaik. Seperti instrumen kepribadian lainnya PRF mengambil teori kepribadian Murray sebagai titik tolak.

8. Jackson’s Basic Personality Inventory
Jackson Personality Inventory Revised (JPI-R) dikembangkan setelah PRF melalui prosedur penyusunan skala yang sama dengan PRF namun lebih sempurna (Jackson, 1976, 1994a) Jackson menggunakan standar ketat yang sama pada penyusunan Basic Personality Inventory (BPI-Jackson, 1989a). BPI sudah tampak menjanjikan untuk digunakan secara klinis pada bidang kenakalan remaja (Holden & Jackson, 1992)

9. TAT (Thematic Apperception Test)
Pertama kali dikembangkan oleh Henry Murray dan stafnya di Harvard Psychological Clinic (Murray, et al., 1938). Materi-materi TAT terdiri dari 19 kartu yang memuat gambar-gambar kabur dalam warna hitam dan putih serta kartu kosong. Responden diminta mengarang cerita sesuai dengan tiap gambar, menceriterakan apa yang mengarah pada peristiwa sebagaimana tergambar dalam gambar itu, mendeskripsikan apa yang terjadi waktu itu, kemudian membuat cerita tentang hal itu.
TAT telah disiapkan dalam survei atas sikap buruh, kelompok minoritas, otoritas dsb.(D.T. Campbell, 1950; R Harrison, 1965).  Dalam perkembangannya tes yang lebih baru dikembangkan, Apperception Tes for Children (RATC) oleh (Mc Arthur dan Roberts, 1982), masih dalam bentuk kartu gambar. RATC menyediakan 16 kartu stimulus.  Gambar-gambar itu diplih untuk melukiskan  situasi antarpribadi yang telah dikenal dimana ada anak-anak  dalam hubungannya dengan orang dewasa  atau anak-anak lainnya.

10. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI):
Adalah instrumen yang mengukur beberapa aspek kecerdasan individu, kepribadian, bakat, dll. MBTI ini dirancang untuk mengukur tipe kepribadian Anda dan merupakan instrumen yang paling banyak digunakan. Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat selama lebih dari tujuh puluh tahun. MBTI dapat digunakan untuk personal, relationships, karir dan tim kerja. Bagaimana analisis kekuatan diri Anda, karir yang sesuai, relationships, dan apa formula yang baik untuk pribadi Anda. Hal ini sering digunakan untuk menyeimbangkan kepribadian yang berbeda sehingga mereka dapat membangun pribadi tangguh, menjalin hubungan personal lebih baik atau bekerja lebih efektif.

Tes Inventory Minat 
  • SCII (Strong-Campbell Interest Inventory) 
  • JVIS (Jackson Vocationalinterest Survey) 
  • KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational) 
  • CAI (Career Assessment Inventory) 
  • RMIB (The rothwell-Miller Interest Blank)
C. Tes Inventori Nilai 
  • Study OF Value 
  • WVI (Work Value Inventory)

Grafis:
1.  DAP (Draw a Person) Test,
2.   BAUM Test,
3.  HTP (House Tree Person) Test,
4.  Wartegg Test.

Pada saat permulaan pelaksanaan tes harus dimulai dengan rapport yang baik, yang bertujuan membuat testee merasa nyaman dan tenang. Setelah rapport terjalin dengan baik, maka tester mulai memberikan instruksi tes.  Instruksi tes diberikan dengan sejelas-jelasnya agar testee mudah memahaminya. Tester juga harus memastikan bahwa instruksi yang diberikannya dimengerti oleh testee. Adapun waktu yang dipergunakan untuk tes grafis sebenarnya tidak dibatasi (bidang klinis), namun waktu yang biasa digunakan untuk DAP (Draw a Person) Test, BAUM Test, HTP (House Tree Person) Test adalah ± 7-10 menit, dan untuk wartegg test adalah ± 15 menit.

Proyektif:
Dalam journal of personality assessment, oleh Gregory J. Meyer dan John E. Kurtz, pada dasarnya terdapat dua macam jenis tes dalam psikologi. Kedua tes tersebut yaitu tes mengungkap aspek kognitif dan aspek kepribadian. Tes kepribadian itu sendiri dibagi menjadi dua bagian, tes objektif dan proyektif.
Dalam tes-tes kepribadian dengan pendekatan proyektif, individu memberikan respon pada stimulus yang tidak terstruktur dan ambigu, dimana hal ini berbeda dengan tes objektif yang memuat beberapa pertanyaan berstruktur. Sehingga diharapkan dengan menggunakan tes proyektif, individu secara tidak sadar akan mengungkap dan menggambarkan struktur dan dinamika kepribadiannya.
Teknik proyektif yang banyak dikenal dan digunakan secara luas oleh ahli psikologi lainnya yaitu tes Rorschach, Thematic Apperception Test (TAT), Children’s Apperception Test (CAT), tes Draw-A-Person (DAP), tes Make-A-Picture Story (MAPS), Michigan Picture Story Test, dan Sentence Completion Test. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tes-tes tersebut:

Thematic Apperception Test (TAT):
TAT adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk mengatakan sebagai sebuah cerita yang dramatis.

 Children’s Apperception Test (CAT):
Bentuk lain dari TAT adalah CAT (Children’s Apperception Test), yang digunakan untuk anak anak. CAT menampilkan sepuluh gambar binatang dalam konteks sosial manusia seperti memainkan game atau tidur di tempat tidur. Pada saat ini, versi ini dikenal sebagai CAT atau CAT-A (gambar binatang).

Michigan Picture Story Test (MPST):
Tes ini hampir sama dengan kedua tes diatas dan terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.
Make-A-Picture Story (MAPS):
Tes ini juga hampir sama dengan MPST dalam interpretasi dan tujuan yang dimiliki. Perbedaannya, individu boleh memilih karakter yang ada untuk membuat sebuah cerita berdasarkan situasi yang ada.

Figure Drawing: Mungkin sebagian dari kita pernah melakukan tes ini. Dalam tes ini, kemampuan menggambar bukanlah faktor utama. Salah satu bentuk tesnya adalah Draw-A-Person (DAP), dimana individu diminta untuk menggambar seorang lelaki dan perempuan menggunakan pensil dan kertas.

Incomplete Sentence Test:
 Dalam metode proyektif ini, terdiri dari sejumlah kalimat tidak lengkap yang disajikan untuk dilengkapi. Biasanya bukan merupakan tes standar dan tidak diperlakukan secara kuantitatif. Penting sebagai bahan pertimbangan dalam situasi klinis yang memiliki asumsi bahwa respon individu terhadap stimulus yang ambigu merupakan proyeksi dari hal-hal yang ada dalam ketidaksadaran. Respon yang diberikan subjek dapat memberikan gambaran area konflik, termasuk juga kelebihan dan kekurangan dari kepribadian subjek.

Competency Screening Test:
Diberikan kepada individu yang menjadi terdakwa untuk mempelajari interscorer kehandalan dan validitas prediktif tentang status mental atau inteligensi individu terkait dengan kasus individu yang sedang terjadi. Tes juga secara signifikan membedakan antara individu yang dikategorikan oleh praktisi sebagai tidak berkompetensi secara mental dan yang dikategorikan sebagai kompeten dalam sidng kasus yang dijalani.

Rorschach Test
The Rorschach test juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes Inkblot adalah sebuah tes psikologi di mana subjek mempersepsi sebuah bentuk gambar tinta yang dicatat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk memeriksa kepribadian seseorang baik karakteristik maupun fungsi emosional. Telah digunakan untuk mendeteksi gangguan pikiran yang mendasari individu, terutama dalam kasus-kasus di mana pasien tidak mau untuk menggambarkan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini mengambil namadari penciptanya yaitu psikolog dari Swiss, Hermann Rorschach.

Dasar Pemikiran Tes Rorschach:
Ø  Asumsi → ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
Ø  Bercak tinta → ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari. 
Ø  Tujuan utama →mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)

Penerapan Tes Rorschach:
1.  Bidangklinis: bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis. 
2.  Alat diagnostic. 
3.  Terapi. 
4.  Bidang militer. 
5.  Industri. 
6.  Medis. 
7.  Penelitian: psikologi sosial, antropologi.
Pengembangan Tes Rorschach :
Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah adalah Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski, Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rorschach 10 kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi. John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschach dalam buku dengan judul Rorschach the Comprehensive System.

Karakteristik tes yang baik dari tes individu dan tes minat, ada 3 yaitu:
1.  Realibilitas ,ialah suatu tes yang harus baik, yang bearti harus memberikan hasil yang sama meski dilakukan oleh testeer yang berbeda atau diskor oleh orang yang berbeda, bentuk tes yang diberikan berbeda, dan orang yang melakukan tes pada waktu yang berbeda hasilnya harus tetap sama. Realibelitas biasanya dibandingkan dengan serangkaian skor-skor yang berbeda.
2.  Validitas , artinya tes yang harus benar-benar mengukur apa yang diukur.
3.    Norma, adalah serangkaian skor yang ditetapkan oleh kelompok-kelompok yang representative dari orang –orang yang dituju oleh tes tersebut. Skor-skor yang diperoleh dari kelompok-kelompok ini memberikan suatu dasar untuk melakukan interprestasi skor individu lainnya.
Sumber refrensi:
Anastasi, Anna & Urbina, Susana   psychological testing 7e
Kaplan, Robert M & Saccuzo, Dennis P 5h ed psychological testing
Sumber lain:
hadipranoto.guru-indonesia.net/artikel_detail-41339.html
edukasi.kompas.com/read/2010/05/03/15271155/Kapan.Seharusnya.Tes.Minat.dan.Bakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar