KONSEP
DASAR TES PSIKOLOGI
Definisi
Tes Psikologi: adalah sebuah tes psikologi pada
dasarnya alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Tes-
tes psikologis mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh mana
observasi dibuat atas sampel yang kecil namun dipilih secara hati-hati dari
perilaku seseorang individu.
Didalam tes psikologis
adanya nama nya nilai diagnostic dan prediktif sebuah tes psikologis yang
menjadi indicator dari bidang perilaku yang relatif luaa dan signifikan.
Tes-tes psikologi harus
standardisasikan, yaitu bagaimana mengimplikasikan keseragaman cara dalam
penyelanggaraan dan penskoran tes. Jika skor yang diperoleh berbagai macam,
maka harus dibandingkan dengan kondisi testing yang harus sama bagi semuanya.
Didalam
tes-tes psikologi, ada nilai khusus cara pengukuran, ialah ada 3 yang
dikemukakan oleh (Morgan dkk. 1986) :
1.
Seragam
2.
Obejektif
3.
Dapat
diinterprestasikan
Jenis-jenis tes
psikologi ada 3 yang dikemukakan oleh (Morgan, 1986), yaitu:
1.
Tes
prestasi
2.
Tes
ability (kemampuan)
3.
Tes
kepribadian
Sementara di pendapat lain
mengenai jenis-jenis psikologis yang dikemukakan oleh (Saifudin azwar, 1987)
ada 4 yaitu :
1.
Tes
yang mengukur intelegensi umum, yang bisa dikenal tes IQ
2.
Tes
yang mengukur kemampuan khusus, yang biasa dikenal tes bakat yang diukur
pontensial yang belum telihat.
3.
Tes
yang mengukur prestasi, tes untuk melihat kempampuan actual sebagai hasil
belajar
4.
Tes
yang mengungkap aspek kepribadian, yang melihat aspek pengukuran kepribadian
yang dinyatakan seperti apa.
Didalam penggunaan tes psikologi harus dapat dikontrol,
karena itu sangat penting dalam penyelenggaraan tes psikologis. Ada beberapa
dalam pengontrolan, sebagai berikut:
A.
Penguji
yang harus memenuhi syarat, ialah yang jelas dalam aspek –aspek dalam situasi
testing, yaitu:
1.
Seleksi
tes
2.
Administrasi
dan penskoran
3.
Interprestasi
skor
B.
Peran
pengguna Tes, ialah perkembangan yang sangat penting untuk testing psikologis
yang dapat memberikan penerrapan yang baik
C.
Pengamanan
isi tes dan komunikasi informasi. Ialah dimana tidak terjadi valid dalam tes,
amannya isi tes yang tidak tercampur dengan tes penggunaan yang lain, dan
menghindari beberapa kasus yang dapat memalsukan skor-skor tersebut.
Penyelenggaraan Tes :
Sebelum tes dilaksanakan oleh penguji, penguji harus
memperhatikan 3 situasi yaitu:
1.
Persiapan
waktu untuk mengahafal intruksi bagaimana cara memberikan pentujuk dan
berbicara pada testing, persiapan materi tes yang harus baik dan dapat
dimengerti oleh testing dan valid, dan berusaha menjalin keakraban antara
penguji dan testingnya, agar prosedur-prosedur yang diberikan dapat mudah
dipahamin dan baik diterima oleh testing.
2.
Kondisi-kondisi
testing, ialah memperhatikan situasi-situasi yang bukan hanya verbal saja
melainkan non- verbal juga, seperti ruangan yang baik dan nyaman untuk para
testing dalam tes disenggelarakan.
3.
Memperkenalkan
tes : rapport dan orientasi peserta tes, dalam penyelenggaraan tes “raport”
mengacu pada upaya-upaya penguji untuk membangkitkan minat peserta tes pada tes
itu, meningkatkan kerja sama pada mereka,dan mendorong mereka untuk memberikan
respons secara tepat pada sasaran –sasaran tes.
4.
Penguji
dapat meilhat tingkat kecemasan peserta testing, agar dapat tahu bagaimana
merelaksasikan perserta agar tingkat kecemasan nya berkurang dan lebih baik
untuk mengahadpi tes dan hasil tes nya pun baik nanti nya.
Karakteristik tes yang
baik, ada 3 yaitu:
1.
Realibilitas
,ialah suatu tes yang harus baik, yang bearti harus memberikan hasil yang sama
meski dilakukan oleh testeer yang berbeda atau diskor oleh orang yang berbeda,
bentuk tes yang diberikan berbeda, dan orang yang melakukan tes pada waktu yang
berbeda hasilnya harus tetap sama. Realibelitas biasanya dibandingkan dengan
serangkaian skor-skor yang berbeda.
2.
Validitas
, artinya tes yang harus benar-benar mengukur apa yang diukur.
3.
Norma,
adalah serangkaian skor yang ditetapkan oleh kelompok-kelompok yang representative
dari orang –orang yang dituju oleh tes tersebut. Skor-skor yang diperoleh dari
kelompok-kelompok ini memberikan suatu dasar untuk melakukan interprestasi skor
individu lainnya.
Standart untuk testing pendidikan dan
psikologis :
Bagian I:
standart-standart teknis untuk penyusunan tes dan evaluasi:
1.
Validitas
2.
Kehandalan
dan kesalahan pengukuran
3.
Pengembangan
dan revisi tes
4.
Pengukuran
skala, penormaan, skor perbandingan, dan persamaan
5.
Penerbitan
tes: buku pegangan teknis dan pedoman pengguna tes
Bagian II:
standart professional untuk pengguna tes:
6.
Prinsip-prinsip
umum penggunaan tes
7.
Testing
klinis
8.
Testing
pendidikan dan testing psikologis disekolah-sekolah
9.
Pengunaan
tes dalam konseling
10.
Testing
pekerjaan
11.
Pemberian
lisensi dan sertifikat pekerjaan dan profesi
12.
Evaluasi
program
Bagian III:
standart untuk aplikasi tertentu:
13.
Pengetesan
minoritas linguistic
14.
Pengetesan
orang-orang yang memiliki kondisi tidak menguntungkan
Bagian IV:
standart untuk prosedur administrasi:
15.
Administrasi,
skoring dan laporan tes
16.
Perlindungan
atas hak-hak peserta tes
Topik-topik ini mencakup oleh standart for educational and psychological
testing ( AERA,APA,NCME,1985)
Propesed list of standart for
educational and psychological testing:
part 1. Test
construction, evalution, and documentation:
1.
Validity
2.
Realibility,erorrs
of measurement, and test score information function
3.
Test
development and revision
4.
Scalling,norming,standart,and
score comparability
5.
Test
administration, scoring and reporting
6.
Tes
documents
Part2. Fairness
in testing:
7.
Fairness
and bias
8.
Procteting
the right of test takers
9.
Testing
people whose first language is not English
10.
Testing
individualswith disabilities
Part3. Testing
aplications:
11.
General
principlesof test use
12.
Psychological
testingand assessment
13.
Educational
testing and assessment
14.
Employment
testing, licensure and certification
15.
Testing
in program evaluation and public policy
Sumber refrensi:
Dalam buku Tes Psikologi ( Pscychological Testing), edisi ketujuh, Anne Anastasi and Susana Urbina, terbitan Indeks.
BalasHapusHallo…..
Dalam materi perkuliahan Psikodiagnostik, yang saya pelajari, bahwa dosen saya menjelaskan beberapa dari materi konsep dasar tes psikologi itu apa, yang pertama dibahas tadi ialah:
Tes psikologi itu bukan berupa alat aja, tapi bisa juga melalui teknik wawancara yang dapat mengukur kemampuan seseorang, contohnya:
• Kita ingin mengukur intelegensi seseorang, maka dari wawancara kita dapat melihat kemampuan kognitif si anak cara berpikir nya bagaimana dan menjawabnya, mis 5x5x5 = 125, proses nya yang diamati dan dapat kita berikan kesimpulan dalam tes dengan teknik wawancara yang kita lakukan.
• Didalam diskusi mata kuliah psikodiagnostik, menjelaskan bahwa hasil tes intelegensi itu bisa berubah tapi, golongan dari skor itu tidak bisa berubah, tetap relatif sama.
Didalam tes psikologi gak hanya karakteristiknya aja ya yang kita lihat dan dingat, tetapi dites psikologi itu ada beberapa yang mencakup, yaitu:
Tes psikologi→teori→metodologi penelitian→proses→norma
Didalam tes psikologi itu, juga memiliki standarisasinya, yang awalnya pun sudah dijelaskan, tetapi disini saya menambahkan yang dijelaskan oleh mas seta, bahwa standarisasi itu diliat dari beberapa cakupan, yaitu:
Standarisasi→ proses → kondisi→skor → kinerja evaluasinya data berdasarkan empiris
Didalam diskusi tadi, kita juga membahas tentang perbedaan antara pendidikan dan pembelajaran, dimana pendidkan lebih luas cakuppanya, komperensif, dan adanya role model. Sedangkan dipembelajaran lebih sempit cakupanya, karena tidak mencakup beberapa aspek yang ada dipendidikan.
Sumber refrensi:
Dalam buku Tes Psikologi ( Pscychological Testing), edisi ketujuh, Anastasi and Urbina, terbitan Indeks.
Dalam perkuliahn Psikodiagnostik pada tanggal: 19-03-2014, jam 13.00
kak izin bertanya dan mohon bantuannya untuk materi kuliah psikodiagnostik ; Mengapa angka kasar tidak bermakna dan baru bermakna jika diberikan norma ? Jelaskan dengan contoh
BalasHapusMOHON BANTUANNYA UNTUK MENJAWAB TEERIMA KASIH