Minggu, 30 Maret 2014

Tes K M




TES KEMAMPUAN MENTAL

Hayy teman-teman, kali ini kita akan bahas topic yang lebih lanjut lagi kedepan nya, yaitu mengenai:


Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan mental (mental ability)?
Hal apa saja yang terkait dengan tes kemampuan mental?
Mental diartikan sebagai kepribadian dinamik pada diri seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. 
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri, berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka apa adanya, mempunyai persepsi realistis mengenai dunia, serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang menyeluruh.
Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai kata ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan perilaku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.
Definisi lain mengenai mental, ialah dimana menatal digunakan untuk kemampuan berpikir abstrak dan berimijinasi.
Menurut Reed, Stephen K (Cognition, Theory and Application) menyebutkan bahwa ilmu psikologi kognitif mempelajari lebih mendalam tentang persepsi (disebut sebagai pengenalan pola), atensi atau perhatian, memory, pengindraan visual, bahasa, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Lebih mendalam, Reed menyebutkan bahwa psikologi kognitif menyangkut pada semua proses dimana penerimaan indra atas stimuli atau informasi, dirubah, dikurangi, disesuaikan, disimpan, dipulihkan, dan digunakan.
 
Dengan sebagai berikut, ada beberapa jenis tes kemampuan mental yaitu :
Tes Rorschach

Definisi dan Sejarah Tes Rorscharch

Tes Rorschach dikenal dengan tes bercak tinta Rorschach, teknik Rorschach, atau tes bercak tinta adalah tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta (inkblot), dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis, algoritma kompleks, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk mengetahui karakter dan emosional seseorang. 


Tes Rorschach telah digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis seperti gangguan pikiran, terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, Psikolog Swiss Hermann Rorschach.


Pada tahun 1960-an, tes Rorschach adalah tes psikologi yang paling umum digunakan. Di Amerika Serikat, tes Rorschach adalah tes ke-8 yang paling sering digunakan pada pasien di fasilitas kesehatan mental. Tes ini juga menjadi tes yang paling sering digunakan oleh Society for Personality Assessment, dan digunakan oleh psikiater dalam 25% kasus penilaian forensik, biasanya dengan penilaian MMPI-2 dan MCMI-III. Menurut survey, tes Rorschach digunakan oleh sekitar 20% psikolog koreksional, dan 80% psikolog klinis.


Tes ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan psikolog, termasuk objektivitas penguji, reliabilitas antar penilai, pemastian, validitas pengujian, bias skala patologi tes terhadap besarnya jumlah respon, dan terbatasnya jumlah kondisi psikologi untuk dianalisa. Di pengadilan, penggunaan tes ini sendiri butuh evaluasi. 


Dasar Pemikiran Tes Rorschach:

  1. Asumsi → ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
  2. Bercak tinta → ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari. 
  3. Tujuan utama →mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt).

Penerapan Tes Rorschach:

  1. Bidangklinis: bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis. 
  2. Alat diagnostic. 
  3. Terapi. 
  4. Bidang militer. 
  5. Industri. 
  6. Medis. 
  7. Penelitian: psikologi sosial, antropologi.

Pengembangan Tes Rorschach :

Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah adalah Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski, Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rorschach 10 kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi. John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschach dalam buku dengan judul Rorschach the Comprehensive System.

Administrasi Tes Rorschach:

Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X):
  • Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-abu, kartu II, III, VIII, IX, X. 
  • Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu, kartu I, IV, V, VI, VII.

Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X):

 
Kartu I
  • Seluruh bercak: makhluk bersayap tulang pinggul.
  • Imajinasi baik menunjukkan gerakan manusia.
  • Bagian tengah: manusia, wanita.
  • Bagian atas: tangan.
  • Bagian sisi: wajah orang.
  • Subjek yang tidak mampu memberi jawaban secara keseluruhan, menunjukkan indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi baru termasuk kurang.

Kartu II
  • Respon: bercak terpisah.
  • Perhatian dan kemampuan mengorganisir baik bercak keseluruhan.
  • Bagian hitam: manusia/ binatang bergerak. 
  • Bagian putih: pesawat.
  • Bagian merah bawah: kupu-kupu.
  • Bagian merah atas dan bawah: organ seks.

Kartu III
  • Kartu menolong (recoverd card).
  • Bagian hitam: manusia bergerak.
  • Bagian merah tengah: dasi, pita/ kupu-kupu.
  • Bagian abu-abu tengah: kepiting, sesuatu yang diperebutkan.
  • Bagian merah pinggir: lambung, darah merah.

Kartu IV
  • Berat,besar, utuh, warna hitam dengan shading kuat.
  • Menakutkan dan unsur berkuasa, tempat bergantung, “father card”.
  • Respon: monster, raksasa, gorila, hutan lebat dengan danau dan gunung.
  • Shading tidak mengganggu, kesan lembut dan halus, selimut, mantel bulu.

Kartu V
  • Kartu penolong (recovered card).
  • Warna hitam pekat, black shock card.
  • Respon: makhluk bersayap, bergerak,kupu-kupu

Kartu VI
  • Sex card : atas (alat kelamin pria), bawah (wanita).
  • Respon keseluruhan : selimut berbulu yang lembut dan hangat.
  • Problem seksual: menolak menjawab.

Kartu VII
  • Kesan ringan dan lembut: mother card.
  • Respon keseluruhan : awan/gelap, figur manusia:wanita.

Kartu VIII
  • Kartu pertama berwarna.
  • Respon: bercak terpisah, keseluruhan: lambang organisasi.

Kartu IX
  • Kesan besar dibanding kartu VIII .
  • Warna: tumpang tindih, kesulitan.

Instruksi Tes Rorschach:

  1. Tergantung kondisi testee fleksibel. Misal: sosial budaya, pendidikan, kondisi-kondisi tertentu.
  2. Tidak ada aturan baku.
  3. Mengandung unsur-unsur:
  • Cara membuat bercak tinta. Misal: apakah anda pernah bermain dengan bercak tinta? Jika belum pernah, maka dijelaskan cara-caranya: teteskan tinta di kertas, kemudian dilipat.
  • Akan ditunjukkan 10 kartu bercak tinta. Misal: nanti dalam tes, saat akan memberikan 10 kartu.
  • Tugas testee mengatakan “apa yang dilihat”.
  • Motivasi dalam menjawab. Misal: tidak ada yang benar-salah, baik-buruk.
  • Beritahu: jawaban akan dicatat dan waktunya dihitung, apabila testee bertanya maka dijawab “tes imajinasi”.

Terdapat 4 tahap dalam melakukan Tes Rorshach, yaitu:

  1. Performance Proper (PP). 
  2. Inquiry. 
  3. Analogi. 
  4. Testing the limit.

Skoring Tes Rorschach:

Terdapat 5 kategori skoring, yaitu:
  1. Location. 
  2. Determinant. 
  3. Content. 
  4. Popular-Original (P-O). 
  5. Form Level Rating (FLR).

Tujuan Skoring :

  • Untuk mengelompokkan bahan dari hasil tes Rorschach ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasi. 
  • Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi bahan kuantitatif. 
  • Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan lainnya.



Tes Minnesota  Multiphasic Personality Inventory 

Definisi dan Sejarah Tes MMPI
 
MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) diterbitkan pada tahun 1940 dan versi revisi kedua MMPI-2 diterbitkan pada tahun 1989. MMPI adalah tes psikometri yang paling banyak digunakan untuk mengukur psikopatologi dewasa di dunia. MMPI-2 digunakan untuk mengukur kesehatan mental, medikal dan dan preposisi pekerjaan.
  

Tes MMPI adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak pertanyaan dengan option ya dan tidak, tujuannya adalah untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, Dan sebagainya.

Perancang MMPI adalah R. Starke Hathaway, PhD, dan J.C. McKinley, MD. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Direvisi pada tahun 1989 sebagai MMPI-2 dan versi untuk remaja dikembangkan MMPI-A. Ada juga versi singkat MMPI-3. 

Popularitas MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater dan di bidang psikologi tidak kalah populer alat inventori ini dengan alat tes lainnya. 

Jenis-jenis Skala MMPI :

Terdapat beberapa skala MMPI dengan beragam desain kegunaan. Berikut berbagai skala yang ada di MMPI, diantaranya adalah:

  1. Skala Validitas: Skala ini didesain untuk mengevaluasi protokol skala validitas. Tiga tipe protokol validitas pada MMPI-2 adalah kerjasama dalam tes (?, %T, %F), konsistensi dan non-content related responding (VRIN, TRIN), dan akurasi (L, K, S, F, Fb, Fp).   
  2. Skala Klinis : Delapan dari sepuluh skala tradisional MMPI dikembangkan untuk membedakan antara kelompok klinis spesifik (Hs, D, Hy, Pd, Pa, Pt, Sc, Ma). Skor T dari delapan skala dibuat rata-rata untuk menggeneralisir elevasi rerata profil. 
  3. Skala Content.: Content scales dibentuk dari skala basic sepuluh item yang dipilih untuk tiap skala yang berhubungan dengan kesamaan tema. Skala ini tidak mementingkan daya beda tiap kelompok. Dengan alasan ini maka Content Scales memiliki validitas muka yang cukup tinggi dan agak membingungkan dengan isinya. Content scales dapat dibedakan dalam empat area topik umum, yaitu Internal Symptomatic Behaviours or Distress (ANX, FRS, OBS, DEP, HEA), External Aggressive Tendencies (ANG, CYN, ASP, TPA), Negative Self-Views (LSE), dan General Problem Areas (SOD, FAM, WRK, TRT). 
  4. Skala Supplementary: Dengan tidak adanya batasan yang jelas pada supplementary scales, kekhususan yang diterapkan pada Supplementary Scales adalah spesialisasi skala dan kegunaan hanya pada konteks khusus. Banyak skala supplementary dikembangkan dengan konteks populasi khusus (kerusakan otak, pelajar-mahasiswa, narapidana, dll) atau situasi (terapi pernikahan, peserta rehabilitas, dll). Skor skala supplementary umumnya adalah A, R, Es, MAC-R, O-H, Do, Re, Mt, GM, GF, PK, PS, MDS, APS, dan AAS. Skala Psychopathology-5 adalah sekumpulan skala baru yang diadopsi mulai tahun 2001.

Subscales
Subscales adalah pemecahan skala Basic, Content, atau Supplementary ke kelompok yang lebih kecil dan lebih homogen hubungan isinya.

Kelompok Critical Item:
Dengan banyak cara, kelompok critical item adalah cara-cara lain skala content. Kekhususan utama adalah tidak ada data normatif yang mendukung untuk critical item ini, karena tidak ada alat psikometrik yang dikembangkan untuk membuat norma critical item. Akan menjadi overlap dengan tema content scale, akan tetapi pengujian critical item dapat juga penting sebagai informasi tambahan melalui analisa item.

Code-type:   
Analisa code-type dasar dari interpretasi tradisional MMPI/MMPI-2. Kita tidak yakin dengan pendekatan ini karena banyak kelemahan, asumsi salah dan lemahnya skala psikometri. Codetype dikembangkan dari skala basic yang menunjukkan skala elevasi (puncak) atau 2 skala tertinggi (two-point), atau tiga skala tertinggi (three-point). Stabilitas dan perbandingan dibutuhkan banyak literatur penguasaan code-type ini.

Elevation:
Skala dipertimbangkan melalui elevasi jika Skor T sesuai atau melebihi titik tertentu. Hampir semuanya skala MMPI-2 titik potong adalah 65. Sementara, ada beberapa skala yang menggunakan titik potong seperti F, Fb dan Fp atau mengadopsi nilai lebih tinggi untuk alasan psikometris seperti VRIN dan TRIN. Titik potong  MMPI adalah 70, dan pengguna MMPI-2 harus mengerti ketika membaca literatur MMPI.   

Kelebihan dan Kekurangan MMPI/ MMPI-2 :
Kelebihan
  • Psikolog/ Psikiater tidak perlu mengadministrasikan tes.
  • Inventori laporan diri.
  • Terdapat skala yang secara eksplisit mengevaluasi validitas pelaksanaan tes.
  • Versi tes yang secara khusus didesain untuk remaja dan dan dewasa.

Kekurangan
 
  • Isi berorientasi mendalam pada psikopatologi.
  • Dibutuhkan kemampuan baca, paling tidak klien/ testee lulus SMP.
  • Lembar jawab memusingkan dan cenderung susah digunakan.
  • Pilihan hanya ya/ tidak.
  • Skala content overlap. 

Teori Dasar Intelegensi

Beberapa pendapat yang mendasari tentang pengertian intelegensi secara detail, akan dipaparkan sebagai berikut:

a.       Teori Uni Faktor atau Teori Kapasitas Umum
Teori William Stern ini hanya berisi satu faktor, yaitu kapasitas umum (G).
G yang dimiliki secara natural dapat memecahkan multi problem. Semua orang lahir dengan jumlah G yang berbeda, dan lingkungan seseorang akan menentukan aktivitas yang dianggapnya paling baik (Hendyat, 2002).

b.       Teori Dua Faktor
Teori Charles Spearman ini berisi dua faktor,yaitu kapastias umum (g) yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu dan intelegensi khusus (s) menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan. Orang yang memiliki jumlah serta jenis faktor G yang luas akan memiliki kapasatas untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Wasty, 1990).

c.        Teori Sampling        
Menurut teori Godfrey H. Thomson ini, intelegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Manusia menguasai berbagai bidang pengalaman, masing-masing bidang hanya dapat dikuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia yang terbatas (Wasty, 1990).

d.   Teori Kemampuan Mental Primer atau Teori Multi Faktor    Thurstone (dalam Hidayat, 2002) menyebutkan bahwa faktor-faktor intelegensi sebagai kemampuan mental primer yang terdiri atas kemampuan: verbal, numerikal, ruang, memori, penalaran, penguasaan kata, dan kecepatan perseptual. Masing-masing faktor diuraikan sebagai berikut:
a.       Verbal, yaitu kemampuan yang menyangkut pengertian terhadap ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk kata.
b.      Numerikal, yaitu kemampuan yang digunakan seseorang apabila menambahkan, mengurangkan, mengalikan dan membagi angka-angka.
c.       Ruang, kemampuan ini berkaitan dengan ketepatan menafsirkan ukuran terhadap obyek sesuai dengan perbandingan dimensinya.
d.       Memori, kemampuan kecakapan memproduksi pengalaman masa lalu dalam proses mental.
e.      Penalaran, yaitu kecakapan mengadakan analisa terhadap obyek pikir yang terjadi melalui proses mental.
f.        Penguasaan kata, kemampuan untuk dapat berbicara dan membaca dengan mudah.
g.        Kecepatan perseptual, kemampuan untuk mengambil kesan sesaat terhadap obyek pada saat seseorang mengadakan pengamatan.

Intelegensi seseorang dapat berkembang dengan baik, apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a)       Pembawaan, yaitu faktor yang ditentukan oleh sifat-sfiat yang dibawa sejak lahir.
b)       Kematangan, yaitu faktor yang berhubungan erat dengan umur.
c)    Pembentukan, yaitu segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
d)      Minat, yaitu faktor yang mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
e)      Kebebasan, yaitu faktor yang membuat manusia dapat memilih cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah.

Kelima faktor tersebut diatas saling terkait didalam menentukan intelegen atau tidaknya seseorang. Sehingga kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor saja, melainkan pada keseluruhan faktor dalam menentukan perbuatan intelegen seseorang.

Hendyat (2002) mengemukakan bahwa pengukuran intelegensi dapat dilakukan dengan cara melakukan tes intelegensi yaitu untuk mengukur kemampuan terutama tingkah laku yang diharapkan pada saat tes itu dibuat dan laksanakan. Pengukuran intelegensi pertama kali dilakukan oleh Binet dan Simon, dikenal dengan nama tes Binet-Simon. Pada tes ini memperhatikan dua hal, yaitu:

a. Umur kronologis
(cronologis age disingkat CA), yaitu umur seseorang yang ditunjukkan dengan kelahirannya.

b. Umur mental
(mental age disingkat MA) yaitu umur kecerdasan yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.

Tes intelegensi ialah sangat diperuntungan dalam dunia pendidikan, karena intelegen dapat menunjang keberhasilan seseorang dalam diri nya, perilaku, dan prestasi nya. Yang perlu kita tahu dalam tes kemampuan mental itu tidak beda jauh dengan tes yang lain, tetapi yang telah dijelaskan ditas bahwa tes kemampuan itu mecakup bebarapa hal, bukan sedikit cakupanya. Dan tes intelegensi mempunyai bebarapa jenis tes, yaitu:
1) Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:
a. Stanford – Binet Intelegence Scale.
b. Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS)
c. Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC)
d. Wechster – Ault Intelegence Scale (WAIS)
e. Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)
2) Tes Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:
a. Pintner Cunningham Prymary Test
b. The California Test of Mental Makurity
c. The Henmon – Nelson Test Mental Ability
d. Otis – Lennon Mental Ability Test
e. Progassive Matrices
3) Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan
Untuk tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan dibahas adalah tes intelegensi kelompok berupa:
a. The California Test of Mental Maturity (CTMM)
b. The Henmon – Nelson Test Mental Ability
c. Otis – Lennon Mental Ability Test, and
d. Progassive Matrices.

Dan tidak lupa dalam melakukan tes pada seseorang, tes tersebut harus memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1.       Realibilitas ,ialah suatu tes yang harus baik, yang bearti harus memberikan hasil yang sama meski dilakukan oleh testeer yang berbeda atau diskor oleh orang yang berbeda, bentuk tes yang diberikan berbeda, dan orang yang melakukan tes pada waktu yang berbeda hasilnya harus tetap sama. Realibelitas biasanya dibandingkan dengan serangkaian skor-skor yang berbeda.
2.       Validitas , artinya tes yang harus benar-benar mengukur apa yang diukur.
3.       Norma, adalah serangkaian skor yang ditetapkan oleh kelompok-kelompok yang representative dari orang –orang yang dituju oleh tes tersebut. Skor-skor yang diperoleh dari kelompok-kelompok ini memberikan suatu dasar untuk melakukan interprestasi skor individu lainnya.


Sekian terima kasih saya ucapkan, semoga ini bermanfaat buat kita semua ya teman-teman dan semoga mas seta senang dengan tugas yang saya buat. Amin 

Sumber referensi:  
Anastasi, A & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh. Jakarta. Pt. Indeks
Feist, J & Feist. (2010). Teori Kepribadian, edisi 7, buku 1. Jakarta: Salemba Humanika
Reed, S. K. (2007). Cognition: Theory And Application 7th ed. USA: Wadsworth, Inc.

Sumber lainya:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tes_Rorschach. 
id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi