TES KEMAMPUAN MENTAL
Hayy teman-teman, kali ini kita akan bahas topic yang
lebih lanjut lagi kedepan nya, yaitu mengenai:
Apa yang dimaksud dengan tes
kemampuan mental (mental ability)?
Hal apa saja yang terkait dengan
tes kemampuan mental?
Mental
diartikan sebagai kepribadian dinamik pada diri seseorang yang tercermin dalam
sikap dan perbuatan atau terlihat
dari psikomotornya.
Allport
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik
seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut
Allport orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses
yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri, berhubungan dengan
penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka apa adanya,
mempunyai persepsi realistis mengenai dunia, serta memiliki wawasan, humor, dan
filosofi kehidupan yang menyeluruh.
Dalam ilmu
psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai kata ganti dari
kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua
unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang
dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan perilaku, cara menghadapi
suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan
dan sebagainya.
Definisi lain
mengenai mental, ialah dimana menatal digunakan untuk kemampuan berpikir
abstrak dan berimijinasi.
Menurut Reed,
Stephen K (Cognition, Theory and Application) menyebutkan bahwa ilmu psikologi
kognitif mempelajari lebih mendalam tentang persepsi (disebut sebagai
pengenalan pola), atensi atau perhatian, memory, pengindraan visual, bahasa,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Lebih mendalam, Reed menyebutkan
bahwa psikologi kognitif menyangkut pada semua proses dimana penerimaan indra
atas stimuli atau informasi, dirubah, dikurangi, disesuaikan, disimpan,
dipulihkan, dan digunakan.
Dengan sebagai
berikut, ada beberapa jenis tes kemampuan mental yaitu :
Tes Rorschach
Definisi dan
Sejarah Tes Rorscharch
Tes Rorschach dikenal dengan tes bercak tinta Rorschach,
teknik Rorschach, atau tes bercak tinta adalah tes psikologi yang
meminta subjek untuk menulis atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta
(inkblot), dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis,
algoritma kompleks, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk
mengetahui karakter dan emosional seseorang.
Tes Rorschach telah digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis seperti gangguan pikiran, terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, Psikolog Swiss Hermann Rorschach.
Pada tahun 1960-an, tes Rorschach adalah tes psikologi yang paling umum digunakan. Di Amerika Serikat, tes Rorschach adalah tes ke-8 yang paling sering digunakan pada pasien di fasilitas kesehatan mental. Tes ini juga menjadi tes yang paling sering digunakan oleh Society for Personality Assessment, dan digunakan oleh psikiater dalam 25% kasus penilaian forensik, biasanya dengan penilaian MMPI-2 dan MCMI-III. Menurut survey, tes Rorschach digunakan oleh sekitar 20% psikolog koreksional, dan 80% psikolog klinis.
Tes ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan psikolog, termasuk objektivitas penguji, reliabilitas antar penilai, pemastian, validitas pengujian, bias skala patologi tes terhadap besarnya jumlah respon, dan terbatasnya jumlah kondisi psikologi untuk dianalisa. Di pengadilan, penggunaan tes ini sendiri butuh evaluasi.
Dasar Pemikiran Tes Rorschach:
- Asumsi → ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
- Bercak tinta → ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari.
- Tujuan utama →mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt).
Penerapan Tes
Rorschach:
- Bidangklinis: bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis.
- Alat diagnostic.
- Terapi.
- Bidang militer.
- Industri.
- Medis.
- Penelitian: psikologi sosial, antropologi.
Pengembangan
Tes Rorschach :
Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah adalah Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski, Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rorschach 10 kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi. John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschach dalam buku dengan judul Rorschach the Comprehensive System.
Administrasi
Tes Rorschach:
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X):
- Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-abu, kartu II, III, VIII, IX, X.
- Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu, kartu I, IV, V, VI, VII.
Karakteristik
masing-masing kartu Rorschach (I-X):
Kartu I
- Seluruh bercak: makhluk bersayap tulang pinggul.
- Imajinasi baik menunjukkan gerakan manusia.
- Bagian tengah: manusia, wanita.
- Bagian atas: tangan.
- Bagian sisi: wajah orang.
- Subjek yang tidak mampu memberi jawaban secara keseluruhan, menunjukkan indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi baru termasuk kurang.
Kartu II
- Respon: bercak terpisah.
- Perhatian dan kemampuan mengorganisir baik bercak keseluruhan.
- Bagian hitam: manusia/ binatang bergerak.
- Bagian putih: pesawat.
- Bagian merah bawah: kupu-kupu.
- Bagian merah atas dan bawah: organ seks.
Kartu III
- Kartu menolong (recoverd card).
- Bagian hitam: manusia bergerak.
- Bagian merah tengah: dasi, pita/ kupu-kupu.
- Bagian abu-abu tengah: kepiting, sesuatu yang diperebutkan.
- Bagian merah pinggir: lambung, darah merah.
Kartu IV
- Berat,besar, utuh, warna hitam dengan shading kuat.
- Menakutkan dan unsur berkuasa, tempat bergantung, “father card”.
- Respon: monster, raksasa, gorila, hutan lebat dengan danau dan gunung.
- Shading tidak mengganggu, kesan lembut dan halus, selimut, mantel bulu.
Kartu V
- Kartu penolong (recovered card).
- Warna hitam pekat, black shock card.
- Respon: makhluk bersayap, bergerak,kupu-kupu
Kartu VI
- Sex card : atas (alat kelamin pria), bawah (wanita).
- Respon keseluruhan : selimut berbulu yang lembut dan hangat.
- Problem seksual: menolak menjawab.
Kartu VII
- Kesan ringan dan lembut: mother card.
- Respon keseluruhan : awan/gelap, figur manusia:wanita.
Kartu VIII
- Kartu pertama berwarna.
- Respon: bercak terpisah, keseluruhan: lambang organisasi.
Kartu IX
- Kesan besar dibanding kartu VIII .
- Warna: tumpang tindih, kesulitan.
Instruksi
Tes Rorschach:
- Tergantung kondisi testee fleksibel. Misal: sosial budaya, pendidikan, kondisi-kondisi tertentu.
- Tidak ada aturan baku.
- Mengandung unsur-unsur:
- Cara membuat bercak tinta. Misal: apakah anda pernah bermain dengan bercak tinta? Jika belum pernah, maka dijelaskan cara-caranya: teteskan tinta di kertas, kemudian dilipat.
- Akan ditunjukkan 10 kartu bercak tinta. Misal: nanti dalam tes, saat akan memberikan 10 kartu.
- Tugas testee mengatakan “apa yang dilihat”.
- Motivasi dalam menjawab. Misal: tidak ada yang benar-salah, baik-buruk.
- Beritahu: jawaban akan dicatat dan waktunya dihitung, apabila testee bertanya maka dijawab “tes imajinasi”.
Terdapat 4
tahap dalam melakukan Tes Rorshach, yaitu:
- Performance Proper (PP).
- Inquiry.
- Analogi.
- Testing the limit.
Skoring
Tes Rorschach:
Terdapat 5
kategori skoring, yaitu:
- Location.
- Determinant.
- Content.
- Popular-Original (P-O).
- Form Level Rating (FLR).
Tujuan
Skoring :
- Untuk mengelompokkan bahan dari hasil tes Rorschach ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasi.
- Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi bahan kuantitatif.
- Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan lainnya.
Tes
Minnesota Multiphasic Personality Inventory
Definisi dan
Sejarah Tes MMPI
MMPI (Minnesota
Multiphasic Personality Inventory) diterbitkan pada tahun 1940 dan versi revisi
kedua MMPI-2 diterbitkan pada tahun 1989. MMPI adalah tes psikometri yang
paling banyak digunakan untuk mengukur psikopatologi dewasa di dunia. MMPI-2
digunakan untuk mengukur kesehatan mental, medikal dan dan preposisi pekerjaan.
Tes MMPI adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak pertanyaan dengan option ya dan tidak, tujuannya adalah untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, Dan sebagainya.
Perancang MMPI adalah R. Starke Hathaway, PhD, dan J.C. McKinley, MD. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Direvisi pada tahun 1989 sebagai MMPI-2 dan versi untuk remaja dikembangkan MMPI-A. Ada juga versi singkat MMPI-3.
Popularitas MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater dan di bidang psikologi tidak kalah populer alat inventori ini dengan alat tes lainnya.
Jenis-jenis Skala MMPI :
Terdapat beberapa skala MMPI dengan beragam desain kegunaan. Berikut berbagai skala yang ada di MMPI, diantaranya adalah:
- Skala Validitas: Skala ini didesain untuk mengevaluasi protokol skala validitas. Tiga tipe protokol validitas pada MMPI-2 adalah kerjasama dalam tes (?, %T, %F), konsistensi dan non-content related responding (VRIN, TRIN), dan akurasi (L, K, S, F, Fb, Fp).
- Skala Klinis : Delapan dari sepuluh skala tradisional MMPI dikembangkan untuk membedakan antara kelompok klinis spesifik (Hs, D, Hy, Pd, Pa, Pt, Sc, Ma). Skor T dari delapan skala dibuat rata-rata untuk menggeneralisir elevasi rerata profil.
- Skala Content.: Content scales dibentuk dari skala basic sepuluh item yang dipilih untuk tiap skala yang berhubungan dengan kesamaan tema. Skala ini tidak mementingkan daya beda tiap kelompok. Dengan alasan ini maka Content Scales memiliki validitas muka yang cukup tinggi dan agak membingungkan dengan isinya. Content scales dapat dibedakan dalam empat area topik umum, yaitu Internal Symptomatic Behaviours or Distress (ANX, FRS, OBS, DEP, HEA), External Aggressive Tendencies (ANG, CYN, ASP, TPA), Negative Self-Views (LSE), dan General Problem Areas (SOD, FAM, WRK, TRT).
- Skala Supplementary: Dengan tidak adanya batasan yang jelas pada supplementary scales, kekhususan yang diterapkan pada Supplementary Scales adalah spesialisasi skala dan kegunaan hanya pada konteks khusus. Banyak skala supplementary dikembangkan dengan konteks populasi khusus (kerusakan otak, pelajar-mahasiswa, narapidana, dll) atau situasi (terapi pernikahan, peserta rehabilitas, dll). Skor skala supplementary umumnya adalah A, R, Es, MAC-R, O-H, Do, Re, Mt, GM, GF, PK, PS, MDS, APS, dan AAS. Skala Psychopathology-5 adalah sekumpulan skala baru yang diadopsi mulai tahun 2001.
Subscales
Subscales adalah pemecahan skala Basic,
Content, atau Supplementary ke kelompok yang lebih kecil dan lebih homogen
hubungan isinya.
Kelompok Critical Item:
Dengan banyak cara, kelompok critical item
adalah cara-cara lain skala content. Kekhususan utama adalah tidak ada data
normatif yang mendukung untuk critical item ini, karena tidak ada alat
psikometrik yang dikembangkan untuk membuat norma critical item. Akan menjadi
overlap dengan tema content scale, akan tetapi pengujian critical item dapat
juga penting sebagai informasi tambahan melalui analisa item.
Code-type:
Analisa
code-type dasar dari interpretasi tradisional MMPI/MMPI-2. Kita tidak yakin
dengan pendekatan ini karena banyak kelemahan, asumsi salah dan lemahnya skala
psikometri. Codetype dikembangkan dari skala basic yang menunjukkan skala
elevasi (puncak) atau 2 skala tertinggi (two-point), atau tiga skala tertinggi
(three-point). Stabilitas dan perbandingan dibutuhkan banyak literatur
penguasaan code-type ini.
Elevation:
Skala dipertimbangkan melalui elevasi jika Skor T sesuai atau melebihi titik tertentu. Hampir semuanya skala MMPI-2 titik potong adalah 65. Sementara, ada beberapa skala yang menggunakan titik potong seperti F, Fb dan Fp atau mengadopsi nilai lebih tinggi untuk alasan psikometris seperti VRIN dan TRIN. Titik potong MMPI adalah 70, dan pengguna MMPI-2 harus mengerti ketika membaca literatur MMPI.
Skala dipertimbangkan melalui elevasi jika Skor T sesuai atau melebihi titik tertentu. Hampir semuanya skala MMPI-2 titik potong adalah 65. Sementara, ada beberapa skala yang menggunakan titik potong seperti F, Fb dan Fp atau mengadopsi nilai lebih tinggi untuk alasan psikometris seperti VRIN dan TRIN. Titik potong MMPI adalah 70, dan pengguna MMPI-2 harus mengerti ketika membaca literatur MMPI.
Kelebihan dan Kekurangan MMPI/ MMPI-2 :
Kelebihan
- Psikolog/ Psikiater tidak perlu mengadministrasikan tes.
- Inventori laporan diri.
- Terdapat skala yang secara eksplisit mengevaluasi validitas pelaksanaan tes.
- Versi tes yang secara khusus didesain untuk remaja dan dan dewasa.
Kekurangan
- Isi berorientasi mendalam pada psikopatologi.
- Dibutuhkan kemampuan baca, paling tidak klien/ testee lulus SMP.
- Lembar jawab memusingkan dan cenderung susah digunakan.
- Pilihan hanya ya/ tidak.
- Skala content overlap.
Teori Dasar
Intelegensi
Beberapa pendapat yang mendasari tentang pengertian intelegensi secara detail, akan dipaparkan sebagai berikut:
a.
Teori Uni Faktor atau Teori
Kapasitas Umum
Teori William Stern ini hanya
berisi satu faktor, yaitu kapasitas umum (G).
G yang dimiliki secara
natural dapat memecahkan multi problem. Semua orang lahir dengan jumlah G yang
berbeda, dan lingkungan seseorang akan menentukan aktivitas yang dianggapnya
paling baik (Hendyat, 2002).
b.
Teori Dua Faktor
Teori Charles Spearman ini
berisi dua faktor,yaitu kapastias umum (g) yang berfungsi dalam setiap tingkah
laku mental individu dan intelegensi khusus (s) menentukan tindakan-tindakan
mental untuk mengatasi permasalahan. Orang yang memiliki jumlah serta jenis
faktor G yang luas akan memiliki kapasatas untuk mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan (Wasty, 1990).
c.
Teori Sampling
Menurut teori Godfrey H.
Thomson ini, intelegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Manusia menguasai
berbagai bidang pengalaman, masing-masing bidang hanya dapat dikuasai sebagian
saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia yang terbatas (Wasty,
1990).
d. Teori Kemampuan
Mental Primer atau Teori Multi Faktor
Thurstone (dalam Hidayat, 2002) menyebutkan
bahwa faktor-faktor intelegensi sebagai kemampuan mental primer yang terdiri
atas kemampuan: verbal, numerikal, ruang, memori, penalaran, penguasaan kata,
dan kecepatan perseptual. Masing-masing faktor diuraikan sebagai berikut:
a.
Verbal, yaitu kemampuan yang menyangkut pengertian terhadap ide-ide yang
diekspresikan dalam bentuk kata.
b.
Numerikal, yaitu kemampuan yang digunakan seseorang apabila menambahkan,
mengurangkan, mengalikan dan membagi angka-angka.
c.
Ruang, kemampuan ini berkaitan dengan ketepatan menafsirkan ukuran terhadap
obyek sesuai dengan perbandingan dimensinya.
d.
Memori, kemampuan kecakapan memproduksi pengalaman masa lalu dalam proses
mental.
e.
Penalaran, yaitu kecakapan mengadakan analisa terhadap obyek pikir yang terjadi
melalui proses mental.
f.
Penguasaan kata, kemampuan untuk dapat berbicara dan membaca dengan mudah.
g.
Kecepatan perseptual, kemampuan untuk mengambil kesan sesaat terhadap
obyek pada saat seseorang mengadakan pengamatan.
Intelegensi seseorang dapat berkembang dengan baik, apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a)
Pembawaan, yaitu faktor yang ditentukan oleh sifat-sfiat yang dibawa
sejak lahir.
b) Kematangan, yaitu faktor yang berhubungan
erat dengan umur.
c)
Pembentukan, yaitu segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi.
d)
Minat, yaitu faktor yang mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu.
e)
Kebebasan, yaitu faktor yang membuat manusia dapat memilih cara-cara tertentu
dalam memecahkan masalah.
Kelima faktor tersebut diatas saling terkait didalam menentukan intelegen atau tidaknya seseorang. Sehingga kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor saja, melainkan pada keseluruhan faktor dalam menentukan perbuatan intelegen seseorang.
Hendyat (2002) mengemukakan
bahwa pengukuran intelegensi dapat dilakukan dengan cara melakukan tes
intelegensi yaitu untuk mengukur kemampuan terutama tingkah laku yang
diharapkan pada saat tes itu dibuat dan laksanakan. Pengukuran intelegensi pertama
kali dilakukan oleh Binet dan Simon, dikenal dengan nama tes Binet-Simon. Pada
tes ini memperhatikan dua hal, yaitu:
a. Umur kronologis (cronologis age disingkat CA), yaitu umur seseorang yang ditunjukkan dengan kelahirannya.
b. Umur mental (mental age disingkat MA) yaitu umur kecerdasan yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
Tes intelegensi
ialah sangat diperuntungan dalam dunia pendidikan, karena intelegen dapat
menunjang keberhasilan seseorang dalam diri nya, perilaku, dan prestasi nya.
Yang perlu kita tahu dalam tes kemampuan mental itu tidak beda jauh dengan tes
yang lain, tetapi yang telah dijelaskan ditas bahwa tes kemampuan itu mecakup
bebarapa hal, bukan sedikit cakupanya. Dan tes intelegensi mempunyai bebarapa
jenis tes, yaitu:
1) Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:
a. Stanford – Binet Intelegence
Scale.
b. Wechster – Bellevue Intelegence
Scale (WBIS)
c. Wechster – Intelegence Scale For
Children (WISC)
d. Wechster – Ault Intelegence
Scale (WAIS)
e. Wechster Preschool and Prymary
Scale of Intelegence (WPPSI)
2) Tes Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:
a. Pintner Cunningham Prymary Test
b. The California Test of Mental
Makurity
c. The Henmon – Nelson Test Mental
Ability
d. Otis – Lennon Mental Ability
Test
e. Progassive Matrices
3) Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan
Untuk tujuan program layanan
bimbingan di sekolah yang akan dibahas adalah tes intelegensi kelompok berupa:
a. The California Test of Mental
Maturity (CTMM)
b. The Henmon – Nelson Test Mental
Ability
c. Otis – Lennon Mental Ability
Test, and
d. Progassive Matrices.
Dan
tidak lupa dalam melakukan tes pada seseorang, tes tersebut harus memiliki
karakteristik, sebagai berikut:
1. Realibilitas ,ialah suatu tes yang
harus baik, yang bearti harus memberikan hasil yang sama meski dilakukan oleh
testeer yang berbeda atau diskor oleh orang yang berbeda, bentuk tes yang
diberikan berbeda, dan orang yang melakukan tes pada waktu yang berbeda
hasilnya harus tetap sama. Realibelitas biasanya dibandingkan dengan
serangkaian skor-skor yang berbeda.
2. Validitas , artinya tes yang harus
benar-benar mengukur apa yang diukur.
3. Norma, adalah serangkaian skor yang
ditetapkan oleh kelompok-kelompok yang representative dari orang –orang yang
dituju oleh tes tersebut. Skor-skor yang diperoleh dari kelompok-kelompok ini
memberikan suatu dasar untuk melakukan interprestasi skor individu lainnya.
Sekian terima kasih saya ucapkan, semoga ini bermanfaat buat kita semua ya
teman-teman dan semoga mas seta senang dengan tugas yang saya buat. Amin
Sumber referensi:
Anastasi,
A & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh. Jakarta. Pt.
Indeks
Feist,
J & Feist. (2010). Teori Kepribadian, edisi 7, buku 1. Jakarta:
Salemba Humanika
Reed,
S. K. (2007). Cognition: Theory And Application 7th ed. USA: Wadsworth,
Inc.
Sumber
lainya:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tes_Rorschach.
id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi
http://www.psychologymania.com/2011/08/tes-mmpi-minnesota-multiphasic.html.